PT Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero)
didirikan pada tahun 1990, merupakan hasil merger (pengabungan) dari 4 (empat)
industri galangan kapal yang terpadu untuk meningkatkan kinerja. 4 (empat)
industri galangan kapal tersebut adalah : PT Dok & Perkapalan Tanjung Priok
(Persero) berdiri tahun 1891 dan PT Kodja (Persero), PT Pelita Bahari (Persero)
dan PT Dok & Galangan Kapal Nusantara (Persero) yang ketiganya berdiri pada
tahun 1964.
PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero)
berkantor pusat di Jalan Sindang Laut No 101, Cilincing, Jakarta Utara memiliki
4 (empat) Galangan yang terletak di Jakarta yaitu Galangan I, II, III dan
Galangan Paliat serta 6 (enam) Cabang yang tersebar di luar Jakarta yaitu
Cabang Sabang, Cabang Batam, Cabang Palembang, Cabang Cirebon, Cabang Semarang
dan Cabang Banjarmasin serta memiliki 2 (dua) Anak Perusahaan yaitu PT. AIRIN
yang bergerak dibidang depo peti kemas dan pergudangan sedangkan PT. Kodja
Terramarin bergerak dibidang chemical product dan perdagangan umum.
PT. Pelabuhan Indonesia III Cabang Tegal
Sejarah PT Pelindo III (Persero) terbagi
menjadi beberapa fase penting berikut ini:
1.
Perseroan pada awal berdirinya adalah sebuah Perusahaan Negara yang
pendiriannya dituangkan dalam PP No.19 Tahun 1960.
2.
Selanjutnya pada kurun waktu 1969- 1983 bentuk Perusahaan Negara diubah dengan
nama Badan Pengusahaan Pelabuhan (BPP) berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 1
tahun 1969.
3.
Kemudian pada kurun waktu tahun 1983-1992, untuk membedakan pengelolaan
Pelabuhan Umum yang diusahakan dan yang tidak diusahakan, diubah menjadi Perusahaan
Umum (Perum) Pelabuhan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1983 dan
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1985.
4.
Seiring pesatnya perkembangan dunia usaha, maka status Perum diubah menjadi
Perseroan pada tahun 1992 dan tertuang dalam Akta Notaris Imas Fatimah, SH
Nomor 5 Tanggal 1 Desember 1992.
5.
Perubahan Anggaran Dasar Desember 2011 tentang Kepmen BUMN 236.
PT Pelindo III (Persero) yang menjalankan
bisnis inti sebagai penyedia fasilitas jasa kepelabuhanan, memiliki peran kunci
untuk menjamin kelangsungan dan kelancaran angkutan laut. Dengan tersedianya
prasarana transportasi laut yang memadai, PT Pelindo III (Persero) mampu
menggerakkan dan menggairahkan kegiatan ekonomi negara dan masyarakat.
Berdasarkan UU No.17 Tahun 2008 tentang
Penyelenggaraan Pelabuhan Umum, PT Pelindo III (Persero) bertanggung jawab atas
Keselamatan Pelayaran, Penyelenggaraan Pelabuhan, Angkutan Perairan dan
Lingkungan Maritim. Dengan demikian status Pelindo bukan lagi sebagai
“regulator” melainkan “operator” Pelabuhan, yang secara otomatis mengubah
bisnis Pelindo dari Port Operator menjadi Terminal Operator.
Surat dari Kementerian Perhubungan, Dirjen
Perhubungan Laut yang diterbitkan bulan Februari 2011 menjelaskan tentang
penunjukan PT Pelindo III (Persero) sebagai Badan Usaha Pelabuhan (BUP).
PT Pelindo III (Persero) yang berkantor pusat
di Surabaya, mengelola 43 pelabuhan yang tersebar di 7 Provinsi yaitu Jawa
Timur, Jawa Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Bali, Nusa Tenggara
Barat, dan Nusa Tenggara Timur, serta memiliki 9 anak perusahaan.
PT BNI PERSERO
Bank Negara Indonesia atau BNI (IDX: BBNI)
adalah sebuah institusi bank milik pemerintah, dalam hal ini
adalah perusahaan BUMN, di Indonesia. Dalam struktur manajemen
organisasinya, Bank Negara Indonesia (BNI), dipimpin oleh seorang Direktur
Utama yang saat ini dijabat oleh Achmad Baiquni.[1]
Bank Negara Indonesia (BNI) adalah bank
komersial tertua dalam sejarah Republik Indonesia. Bank ini didirikan pada
tanggal 5 Juli tahun 1946. Saat ini BNI mempunyai 1,076 kantor
cabang di Indonesia dan 5 di luar negeri. BNI juga mempunyai unit
perbankan syariah, Namun sejak 2010 telah spin off (Memisahkan diri), yang
dinamakan BNI Syariah
PT Bank Negara Indonesia Tbk didirikan
oleh Margono Djojohadikusumo, yang merupakan satu dari
anggota BPUPKI, lalu mendirikan bank sirkulasi/sentral yang bertanggung
jawab menerbitkan dan mengelola mata uang RI.
Margono berjasa besar atas perkembangan bisnis
atau usaha perbankan di Indonesia. Karena Margono adalah seorang pionir, maka
dia berhasil menanamkan nilai-nilai dan cara pandang bisnis perbankan di
Indonesia, menggantikan peranan De Javasche Bank pada era
penjajahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar